Hak kekayaan industri (industrial property right) adalah hak atas kepemilikan aset industri. Istilah dalam hak kekayaan industri diantaranya :
- paten (patent)
- model rancan bangun (utility models)
- desain industri (industrial design)
- merek dagang (trade merk)
- nama dagang (trade names)
- rangkaian elektronika terpadu (integrated circuits)
- indication of source or appellation of origin
- trade secret
- service mark
- unfair competition protection
- new varirities of plants protection
Contoh Kasus:
Kasus 1:
Perusahaan teknologi besar, Apple inc meminta
pengadilan tinggi AS untuk menyidang ulang kasus dugaan pelanggaran dua hak
paten yang dilakukan oleh Samsung, Selasa (27/05/2014). Pada awal bulan, juri
pengadilan di California telah memerintahkan perusahaan yang didirikan oleh Lee
Byung-chul pada 1938 untuk membayar ganti rugi sebesar US$119 juta kepada
Apple.
Namun, Apple menilai nilai tersebut jauh lebih kecil dari nilai yang mereka minta, yakni sebesar US$2,2 miliar. Bulan lalu, Apple menuduh Samsung mencuri lima hak paten aplikasinya, salah satunya fitur "slide to unlock" atau gerakan jari di layar untuk membuka kunci ponsel dan mengaktifkan kembali ponsel.
Namun, Apple menilai nilai tersebut jauh lebih kecil dari nilai yang mereka minta, yakni sebesar US$2,2 miliar. Bulan lalu, Apple menuduh Samsung mencuri lima hak paten aplikasinya, salah satunya fitur "slide to unlock" atau gerakan jari di layar untuk membuka kunci ponsel dan mengaktifkan kembali ponsel.
Selain meminta sidang ulang, Apple meminta
pengadilan melarang Samsung memakai aplikasi paten Apple yang dinyatakan telah
dilanggar perusahan elektornik asal Korea Selatan itu. Selama sidang digelar,
Apple menyebut Samsung secara sistematis meniru fitur-fitur perangkat lunak
yang menjalankan iPhone, iPad, dan iPod. Tuduhan ini dibantah Samsung yang
menyatakan justru Apple yang meniru teknologi mereka. Akhirnya, pengadilan
memutuskan Apple juga melanggar hak paten Samsung dan meminta perusahaan yang
didirikan oleh Steve Jobs untuk membayar gantu rugi sebesar US$158.000. (BBC)
Kasus 2:
Microsoft akan mengganti nama layanan penyimpanan
awan (cloud) miliknya -- SkyDrive -- terkait kasus pelanggaran hak
merek dagang. Pengadilan Inggris memutuskan nama Sky telah melanggar merek dagang
yang dimiliki oleh BSkyB. British Sky Broadcasting (BSkyB) Group telah
memenangkan kasus perseteruan hak merek dagang dengan Microsoft. Sebelumnya
BSkyB komplain bahwa produk SkyDrive milik Microsoft dapat menyebabkan
kebingungan publik dengan layanan broadband Sky milik mereka. Hakim pengadilan
Inggris akhirnya mengabulkannya.
Keputusan itu mengakibatkan Microsoft harus
mempertimbangkan pemakaian branding yang lain. Pada kasus ini,
Microsoft memutuskan untuk tidak mengajukan banding atas keputusan tersebut.
Raksasa software asal Redmond itu memilih untuk mengubah nama SkyDrive. Namun
belum diketahui nama apa yang akan dipakai Microsoft. Beruntung BSkyB masih
membolehkan Microsoft untuk terus menggunakan nama merek Sky untuk jangka waktu
tertentu untuk memudahkan Microsoft transisi ke nama baru.
"Kami sangat senang sudah mencapai titik
kesepakatan setelah Microsoft setuju untuk tidak mengajukan banding atas
pelanggaran merek dagang terkait layanan SkyDrive-nya," kata perwakilan
Sky kepada Pocket-lint yang dikutip Jumat (2/8/2013). Ini adalah kedua
kalinya Microsoft terpaksa harus mengubah atau berhenti menggunakan nama merek
dagang tertentu. Sebelumnya Microsoft diharuskan menggganti nama 'Metro' untuk
desain tile pada Windows 8 dan Windows Phone karena ditentang oleh perusahaan
Jerman Metro AG dan berpotensi tersangkut hukum. Microsoft akhirnya mengubah
nama itu sebelum kasus sampai ke pengadilan.
Kasus 3:
Setelah diguncang dengan berita
hengkangnya beberapa orang petinggi di level managemennya, Zinga kini kembali
membuat berita dengan mengajukan gugatan hukum kepada mantan karyawannya atas
tuduhan membocorkan data-data berharga perusahaan yang menyangkut laporan
keseluruhan penjualan yang bersifat sensitif. Dalam gugatan yang dimasukkan
kepada pengadilan tinggi San Fransisco tersebut, Zinga menuduh mantan
karyawannya tersebut atas kasus pembocoran rahasia dagang serta pelanggaran
terhadap kontrak tertulis yang telah disepakati.
Gugatan ini muncul berkaitan dengan
hengkangnya general manager CityVille, salah satu lini game buatan Zinga,
bernama Patmore yang memutuskan berpindah ke perusahaan game pesaing Kixeye.
Dalam rincian gugatan yang dimasukkan ke pengadilan, Zinga menuduh Patmore
mengumpulkan 760 dokumen rahasia dari komputer kerja miliknya serta
mem-backup-nya secara online pada hari terakhir sebelum ia pergi dari
perusahaan.
Zinga lebih lanjut mengatakan bahwa
dokumen yang diambil Patmore memegang peranan sangat penting dalam memberikan
informasi yang sangat berharga kepada pesaing mengenai mekanisme inti game, teknik
monetisasi, penerapan beserta pijakan pasar yang sangat berguna untuk
memenangkan persaingan dengan Zinga. Sementara itu, jurubicara Kixeye
mengomentari langkah yang diambil oleh Zinga tersebut dengan menyatakan:
“Kixeye tidak terlibat dengan gugatan yang diajukan oleh
Zinga. Sayang sekali, gugatan tersebut nampaknya merupakan strategi Zinga untuk
mempertahankan karyawannya: Menuntut mantan karyawannya untuk menakut-nakuti
karyawan lain agar tidak berpindah. Zinga jelas-jelas telah kehilangan akal demi
mempertahankan karyawannya supaya tetap tinggal. ”